Ekonomi RI Akan Terus Membaik

http://www.fiskal.depkeu.go.id/webbkf/info/detailinfo.asp?NewsID=N146574075

Ekonomi RI Akan Terus Membaik
16 November 2009

Indikasi pemulihan ekonomi global berangsur-angsur menguat. Perkembangan tersebut tidak hanya dimonopoli oleh negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, ataupun negara-negara di Eropa. Aktivitas ekonomi di kawasan regional pun ternyata sudah mulai meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Melihat kondisi tersebut, timbul pertanyaan bagaimana keadaan ekonomi Indonesia saat ini dan prospeknya ke depan?

Menurut data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia sempat mengalami pelambatan pertumbuhan yang cukup signifikan dalam empat triwulan terakhir. Pada triwulan III-2008, ekonomi Indonesia masih tumbuh dengan 6,4 persen YoY (year-on-year). Namun, seiring dengan memburuknya kondisi ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia turun menjadi 5,2 persen pada triwulan IV-2008 dan terus turun menjadi 4,0 persen triwulan II-2009.

Untunglah penurunan tadi tidak lama. Pada triwulan III-2009, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai naik menjadi 4,2 persen. Pertumbuhan tersebut didukung oleh konsumsi rumah tangga yang naik sebesar 4,75 persen YoY.

Selain itu, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi itu juga didukung belanja pemerintah, yang walaupun pertumbuhannya menurun dibandingkan kuartal sebelumnya, masih mencapai 2 digit, yaitu 10,20 persen.

Sementara itu, walaupun masih tumbuh dengan agak lamban, laju pertumbuhan investasi sudah mulai naik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (dari 2,6 persen pada triwulan II-2009 menjadi 3,95 persen pada triwulan III-2009). Bahkan, jika ditinjau dengan menggunakan pertumbuhan triwulanan (quarter-on-quarter/QoQ), investasi mulai naik sejak triwulan II-2009. Naiknya investasi didukung oleh suku bunga yang semakin rendah dan permintaan domestik yang kian naik.

Pada triwulan III-2009, walaupun ekspor dan impor masih tumbuh negatif, laju penurunannya berkurang dibanding triwulan sebelumnya. Ditinjau dari pertumbuhan triwulanan (QoQ), ekspor dan impor mulai naik sejak triwulan II-2009.

Meningkatnya laju pertumbuhan ekspor dan impor ini seiring dengan membaiknya keadaan ekonomi domestik dan global yang akhirnya membuat aktivitas permintaan barang dari dalam dan luar negeri meningkat.

Sektoral juga membaik

Jika ditinjau berdasarkan sektoral, sektor transportasi dan komunikasi menunjukkan pertumbuhan terbesar, yaitu 18,20 persen pada triwulan III-2009. Memang sektor ini selalu menunjukkan peningkatan laju pertumbuhan sejak beberapa tahun ini. Tahun 2001 pertumbuhan sektor ini mencapai 8,10 persen dan terus tumbuh hingga 16,69 persen tahun 2008.

Sektor berikutnya yang tumbuh paling besar adalah listrik, gas, dan air bersih yang tumbuh 14,64 persen, diikuti sektor konstruksi (8,79 persen). Pertumbuhan sektor konstruksi ini mulai naik sejak triwulan I-2009, seiring dengan kebijaksanaan Bank Indonesia agresif menurunkan suku bunga sejak Desember 2008. Pada triwulan IV-2008, sektor konstruksi tumbuh 5,7 persen dan terus naik hingga 8,79 persen triwulan III-2009.

Sektor pertambangan juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup pesat. Tahun 2004 sektor ini masih tumbuh negatif -4,48 persen. Namun, tahun 2005 sektor ini mulai tumbuh positif hingga tahun 2008 dengan rata-rata 1,86 persen. Karena itu, pertumbuhan 6,53 persen triwulan III-2009 menunjukkan sektor ini berkembang cukup pesat.

Sektor manufaktur tumbuh 1,25 persen pada triwulan III-2009 dari pertumbuhan 1,53 persen pada triwulan sebelumnya. Sepintas terlihat sektor ini belum ada perbaikan. Namun, jika ditinjau menggunakan pertumbuhan triwulanan (QoQ), sektor ini mulai membaik sejak triwulan I-2009. Pada triwulan IV-2008, sektor ini masih tumbuh negatif -2,5 persen (QoQ). Namun, triwulan I-2009 sektor ini tumbuh -0,5 persen (QoQ) dan terus membaik hingga 2,84 persen (QoQ) triwulan III-2009.

Pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga masih tumbuh negatif -0,62 persen triwulan III-2009. Namun, jika ditinjau menggunakan pertumbuhan triwulanan (QoQ), sektor ini mulai membaik sejak triwulan II-2009. Pada triwulan I-2009, sektor ini masih tumbuh negatif -4,84 persen (QoQ). Namun, triwulan II-2009 sektor ini tumbuh 2,48 persen (QoQ) dan terus membaik hingga 4,59 persen (QoQ) triwulan III-2009 seiring dengan mulai pulihnya perekonomian global.

Prospek masih cerah

Membaiknya ekonomi Indonesia ini juga tecermin dalam coincident economic index (CEI) Danareksa. CEI adalah indeks pergerakan ekonomi saat ini. CEI disusun menggunakan informasi penjualan mobil, konsumsi semen, impor, suplai uang, dan penjualan ritel. CEI yang naik menggambarkan aktivitas perekonomian yang naik, sedangkan CEI yang turun menggambarkan aktivitas perekonomian yang menurun.

CEI mengalami penurunan sejak Juli 2008 (Gambar 1). Artinya, ekonomi kita sudah melambat sejak bulan itu. Pada bulan-bulan berikutnya CEI terus turun tajam, yang menunjukkan penurunan aktivitas perekonomian yang signifikan. CEI terus turun hingga Februari 2009, yang menunjukkan perekonomian terus memburuk.

Namun, sejak Maret 2009, aktivitas perekonomian mulai naik. Peningkatan didorong oleh permintaan domestik yang kian naik karena daya beli yang kian membaik dan juga suku bunga rendah. Akibatnya, CEI terus naik mencapai 108,12 pada Agustus 2009. Kenaikan CEI selama enam bulan berturut-turut ini menunjukkan aktivitas perekonomian yang membaik.

Ke depan, tampaknya ekonomi kita akan terus membaik, seperti diisyaratkan leading economic index (LEI). LEI menggambarkan arah pergerakan ekonomi 6-12 bulan ke depan. LEI disusun menggunakan data izin mendirikan bangunan, kedatangan turis, persetujuan investasi asing, nilai tukar, IHSG, ekspor, dan inflasi di sektor jasa.

LEI mengalami penurunan terus-menerus periode Januari-Oktober 2008, tetapi sejak itu LEI tidak turun lagi. Bahkan, pada Maret 2009 LEI naik signifikan dan terus menunjukkan tren naik (Gambar 2). Ini indikasi bahwa perekonomian kita akan terus tumbuh.

Diskusi di atas menunjukkan, perekonomian Indonesia saat ini berada dalam fase ekspansi. Ada sejumlah faktor yang diperkirakan dapat menjadi penopang ekspansi ekonomi Indonesia mendatang.

Pertama, suku bunga yang menurun akan mendorong konsumen meningkatkan belanjanya sekaligus menekan biaya bagi produsen. Kedua, peningkatan indeks kepercayaan konsumen dan inflasi yang terkendali akan mendorong perbaikan daya beli masyarakat.

Ketiga, pemulihan ekonomi yang terjadi di sejumlah negara maju akan berdampak positif terhadap ekspor Indonesia yang pada gilirannya berdampak positif pula terhadap sektor lain, seperti industri dan perdagangan. Ekspansi itu akan semakin pesat bila dibarengi dengan percepatan stimulus fiskal dan pembelanjaan APBN yang tepat waktu.

Asti Suwarni Economist Danareksa Research Institute





0 Response to "Ekonomi RI Akan Terus Membaik"

Posting Komentar