Perekonomian Indonesia hingga saat ini masih sangat tergantung pada minyak, karena selain sebagai produsen minyak, Indonesia telah menjadi konsumen pengimpor minyak. Hal ini diutarakan oleh Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro akhir-akhir ini pada saat pertemuan dengan media di Departemen ESDM, Kamis (14/8).
Ketergantungan ini terjadi karena minyak masih diandalkan sebagai salah satu komoditi utama. Perubahan harga minyak yang signifikan akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Bila harga minyak dunia meningkat, maka selain pendapatan negara meningkat, subsidi juga akan ikut meningkat. Demikian pula sebaliknya bila harga minyak menurun, pendapatan negara ikut turun, tetapi subsidi juga akan berkurang.
Dengan jumlah penduduk yang mencapai 230 juta, Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan kebutuhan BBM yang sangat besar, yakni sebesar 8%. Dengan adanya keadaan ini, diperlukan adanya suatu diversifikasi ekonomi untuk mengurangi tingkat ketergantungan ekonomi Indonesia pada minyak.
Yang dapat dilakukan sekarang adalah melakukan penghematan energi, termasuk minyak. Purnomo Yusgiantoro berpesan kepada seluruh masyarakat bahwa kunci kesuksesan dari program penghematan energi adalah apabila semua lapisan melaksanakannya. Penghematan energi tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, swasta, atau masyarakat saja, namun oleh semuanya sebagai satu kesatuan.
Perihal energi alternatif, Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa pada saat ini merupakan kesempatan yang paling baik bagi kita untuk mengembangkan energi alternatif, dimana hampir 50% dari pemakaian energi kita adalah dari minyak bumi. Tingginya harga minyak, merupakan suatu insentif bagi energi alternatif untuk menggantikan ketergantungan kita pada minyak bumi.
Resolusi 2016
8 tahun yang lalu
0 Response to "Perekonomian Indonesia Masih Tergantung Pada Minyak"
Posting Komentar